Masa sih pendaratan di bulan hoax? Sudah 4 dekade berlalu sejak pendaratan di bulan yang pertama pada 20 Juli 1969 oleh Buzz Aldrin, Neil Amstrong dan Michael Collins. Berbagai teori konspirasi pun bermunculan. Anehnya, di saat teknologi kita saat ini sudah begitu maju, kok kita belum ke sana lagi ya? Ini dia beberapa argumen yang menyatakan bahwa pendaratan di bulan rekayasa, yang kami rangkum buat kamu:
Bendera Amerika yang Berkibar
Ini adalah salah satu teori andalan para konspirator kalau ngomongin pendaratan di bulan rekayasa. Kalau di bulan tidak ada udara, bagaimana mungkin benderanya bisa berkibar layaknya tertiup angin?
Jawaban NASA:
Tiang pancang bendera tersebut dirakit instalasi berbentuk L yang memungkinkan bendera tidak turun ke bawah. Gelombang yang tampak bukan karena gerakan angin melainkan karena bendera tersebut dilipat selama penyimpanan.
Tidak Tampaknya Bintang di Langit Bulan
Bulan tidak memiliki atmosfer. Anehnya, di semua foto yang dirilis NASA, tidak ada satupun bintang yang nampak alias langit tampak hitam legam. Padahal seharusnya di langit yang tanpa distraksi, bintang akan terlihat dengan sangat jelas. Dalam wawancara yang dilakukan setelah misi pun para astronot Apollo 11 tidak mengingat melihat banyak bintang di langit bulan.
Jawaban NASA:
Hal ini disebabkan oleh pendaratan pesawat berawak yang biasanya memang dilakukan di siang hari. Cahaya matahari yang terang mengalahkan terangnya bintang-bintang. Hal ini diperparah oleh terangnya cahaya matahari yang memantul di permukaan bulan. Mata para astronot menjadi teradaptasi oleh situasi terang tersebut sehingga mereka juga tidak dapat melihat bintang dengan mata telanjang. Para astronot hanya dapat melihat bintang di langit bulan dengan mata telanjang bila berada di bagian bulan yang gelap. Kamera pun tidak dapat menangkap bintang tersebut karena terangnya objek yang berada di sekitar (foreground).
Tidak Adanya Kawah Hasil Pendaratan
Asteroid yang menembus atmosfer biasanya akan mendarat di permukaan bumi dengan meninggalkan kawah, terutama akibat gaya dorong yang luar biasa besar saat asteroid tersebut tertarik oleh gravitasi bumi. Sedangkan pada foto-foto pendaratan di bulan, tidak tampak adanya kawah. Bahkan debu pun tidak ada, seolah mesin Lunar Module seberat 17 ton ini sengaja diletakkan di tempat.
Jawaban NASA:
Memang sudah seharusnya tidak perlu ada kawah. Sistem pendaratan �The Descent Propulsion System� dilepaskan jauh sebelum pendaratan akhir. Gaya tekannya saat mencapai permukaan bulan hanya 10 kilopascals (1.5 PSI).
Sabuk Radiasi Van Allen
Untuk mencapai bulan, para astronot harus melewati sabuk radiasi Van Allen yang berada di posisi yang sama dan ditahan oleh magnet bumi pada tempatnya. Kekuatan radiasi tersebut mampu memanggang para astronot betapapun tebalnya bahan yang melapisi pesawat yang digunakan. Kalau mereka dengan mudah menembusnya berarti pendaratan di bulan hoax.
Jawaban NASA:
Ada dua sabuk utama Van Allen yakni sabuk dalam (inner belt) dan sabuk luar (outer belt). Sabuk dalam lebih berbahaya daripada sabuk luar. Apollo melewati inner belt dalam beberapa menit saja, sementara yang dilewati selama satu setengah jam adalah outer belt. Tingkatan radiasi yang diterima dalam perjalanan tersebut setara dengan tingkatan radiasi yang diperbolehkan diterima oleh pekerja nuklir selama setahun.
Batu Bertanda �C�
Pada salah satu foto, ditemukan batu dengan tanda C yang simetris, sehingga tidak memungkinkan terbentuk dari peristiwa alami. Beberapa menduga tanda itu adalah penanda properti kru film yang membuat adegan pendaratan bulan palsu itu, tetapi kru film lupa membaliknya sehingga tanda itu terekspos.
Jawaban NASA:
Ada pihak yang mengatakan bahwa tanda itu adalah rekayasa fotografi belaka. Ada pula yang mengatakan bahwa itu adalah sesuatu seperti rambut yang tak sengaja nyangkut di sana dalam proses pembentukannya.
Setelah membaca teori konspirasi pendaratan di bulan hoax di atas beserta argumen dari NASA, manakah yang lebih kamu percaya? Tulis pendapat kamu di kolom komentar ya! Share ke kita juga kalau kamu punya sumber lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar