Suka wisata kuliner? Taukah kamu kalau ada kuliner ekstrim di Indonesia yang dijamin akan membuat kamu bergidik ngeri? Ternyata dari bahan-bahan yang nggak terbayangkan sebelumnya bisa menjadi makanan yang benar-benar dijual dan dinikmati banyak orang lho. Beberapa bahkan memiliki khasiat tertentu yang menyebabkan banyak orang sengaja memburunya. Memangnya apa aja sih hidangan ekstrim itu? Yuk simak langsung:
Bothok Tawon
Bothok adalah makanan khas Jawa yang biasanya dibuat dari ampas kelapa yang dibumbui kemudian dimasak di dalam daun pepaya dengan sebelumnya ditambahkan bahan-bahan pelengkap yang menambah rasa, seperti teri, cabai, kemangi, dsb. Nah, kalau yang ini, bahan dasarnya dibuat dari larva lebah atau lebah muda. Kalau ingin mencicipinya, kamu bisa coba ke Agrowisata Tawon di Jl Dr Wahidin, Lawang atau ke Warung Mbah Mustari di Pungkruk, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Begitu kamu membuka bungkusnya, akan langsung tercium aroma tawon.
Rempeyek Laron
Rempeyek yang kita kenal tentunya dibuat dari tepung yang diberi kacang atau kadang teri. Kali ini bahan yang digunakan adalah laron. Yak, tak lain tak bukan adalah hewan yang seringkali berkumpul di sekitar lampu terang selepas hujan turun. Hidangan ekstrim ini saat ini sudah banyak ditemukan di warung makan atau pasar tradisional di Yogyakarta.
Kelelawar Goreng Bumbu
Bertempat di depan halaman Puro Pakualaman Yogyakarta, Pak Subiyanto menggelar warungnya yang menjual hidangan berupa kelelawar goreng. Rasanya gurih, renyah, dan berkhasiat mengobati asma, gatal-gatal atau alergi pada kulit, hingga menjaga stamina bagi pria dan wanita. Harganya pun hanya sekitar Rp 9000 saja. Warung ekstrim Pak Subiyanto ini juga menjual rica-rica bajing, luwak bakar, dan tokek bakar. Berani?
Ulat Sagu
Ulat sagu adalah salah satu kekayaan Papua. Ulat sagu biasa ditemukan pada batang sagu yang sudah diambil sagunya kemudian dibiarkan beberapa hari hingga membusuk. Ulat sagu dapat dimakan langsung, dapat direbus, digoreng, disajikan dengan sambal atau ditumis dengan sayur. Besarnya seukuran jempol orang dewasa dengan bagian atas yang berwarna merah adalah kepalanya. Makanan ini kaya protein lho!
Tokek Goreng
Seperti pada bahasan sebelumnya, tokek goreng bisa kamu temukan salah satunya di warung Pak Subiyanto depan halaman Puro Pakualaman. Ada beberapa cara mengolah daging tokek yakni dibakar hingga hangus kemudian dicampur ke dalam bahan kopi, dimasak dengan bumbu sesuai selera atau dijadikan belut goreng garing. Daging tokek bermanfaat untuk mengobati penyakit asma, penyakit kulit dan menambah vitalitas pria.
Tikus Panggang
Tikus-tikus ini diolah dengan cara di panggang dengan diolesi mentega sehingga disebutlah dengan nama tikus panggang mentega. Percaya nggak? Rasanya legit seperti ayam bakar lho. Kalau kamu penasaran ingin makan, datang saja ke Pasar Tomohon. Dari Kota Manado, pergilah ke terminal Karombasan kemudian naik bus tujuan Tomohon selama kurang lebih 45 menit. Tikusnya nggak sembarangan lho, tikus yang digunakan adalah tikus hutan yang ekornya putih. Di Pasar Tomohon ini ada banyak bahan baku kuliner ekstrim di Indonesia lainnya lho. Misalnya ular, kucing atau anjing.
Sate Biawak
Kamu bisa menemui banyak penjual sate biawak di daerah Bandengan, Mangga Besar, dan Kelapa Gading dengan harga sekitar Rp 60.000 hingga Rp 100.000. Kalau kamu di Jogja, kamu bisa pergi ke Kedai Tiga Dara di Jl. Anggajaya 2 No.75 Condongcatur. Manfaatnya hampir sama dengan daging tokek.
Belalang Goreng
Nah kalau belalang, tanpa disangka-sangka telah menjadi komoditas perdagangan berupa camilan sehari-hari yang mudah dipesan. Rasanya bervariasi, dari rasa gurih, manis hingga pedas. Coba deh kamu kunjungi situs ini dan memesan langsung secara online. Nggak tanggung-tanggung, belalang ternyata mengandung protein, vitamin, asam lemak esensial dan mineral.
Ulat Bulu
Pernah dengar berita di tivi tentang wabah ulat bulu di Purworejo? Penduduk setempat ternyata sudah biasa makan ulat bulu yang diolah dengan digoreng atau disate. Ulat bulu yang dimasak adalah ulat pohon turi. Katanya sih rasanya enak dan gurih. Kalau mau mencoba, pastikan untuk mencarinya saat berkunjung ke Purworejo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar